Kata jurnalist mungkin sudah tak asing lagi, bahkan
jurnalist sekarang telah menjadi eskul keren di setiap sekolah. Jika dulu
jurnalist identik dengan pemberitaan dan mahasiswa, sekarang jangkauan
jurnalist meluas hingga ke tingkat sma/sederajat bahkan smp pun sudah banyak
yang mengadakan eskul jurnalist. Gimana? Kalian yang mengikuti eskul jurnalist
bangga nggak tuh? Ya jelas bangga lah ya, secara gitu, jurnalist itu termasuk
salah satu eskul bergengsi. Kenapa? Karena nggak semua orang bisa masuk
jurnalist, cuma kalian yang memang benar-benar layak menjadi jurnalist.
Portal Jurnalis,- Sebelumnya,
saya akan bahas dari mulai pengertiannya. Jurnalistik adalah ilmu, teknik, dan
proses yang berkenaan dengan kegiatan menyiapkan, mengedit dan menulis berita
hingga menyampaikan berita tersebut kepada khalayak banyak. Di era yang serba
modern ini, penyampaian berita tak hanya melalui media cetak saja, namun sudah
banyak menggunakan media elektronik seperti televisi dan radio. Akhir-akhir ini
juga berkembang online jurnalism seperti yang kalian baca sekarang.
Buat kalian
yang mau menjadi jurnalist sejati *ciahh kalian harus memiliki sifat seperti
seorang jurnalist yang profesional.
Pertama, seorang
jurnalist harus memiliki sifat skeptis. Yap, skeptis adalah suatu sifat yang
tidak mudah puas dengan jawaban yang di dapatkan, sehingga kalian akan terus
mencari kebenaran dari suatu peristiwa. Sikap skeptis ini merupakan salah satu
sifat yang penting untuk jurnalist. Karena, seorang jurnalist tak boleh menulis
berita yang tak jelas kebenarannya. So, sebelum kalian menulis atau
menyampaikan berita, kalian harus memastikan kebenaran berita tersebut.
Kedua,
seorang jurnalist harus cepat bertindak (action). Maksudnya, jurnalist itu tak
hanya menunggu suatu peristiwa terjadi, tapi harus bergerak dan mengamati
lingkungan sekitar yang bisa dijadikan sebuah berita yang menarik, khususnya di
bidang seni atau kuliner. Tapi jika kalian ingin menyampaikan berita mengenai
kecelakaan atau bencana, jangan coba-coba untuk membuat setting peristiwa
tersebut. Misalnya kalian membakar warung biar bisa dapet berita yang “hot”.
Tapi bukan begitu cara bekerja seorang jurnalist. Semua yang diberitakan
jurnalist haruslah real dan alami. Sekali lagi, jangan pernah menjadi jurnalist
pembuat berita rekayasa.
Ketiga,
seorang jurnalist harus pintar dalam menyajikan berita. Untuk yang satu ini
butuh kepintaran bahasa dan wawasan yang luas. Kalian harus bisa membuat berita
yang biasa-biasa menjadi sebuah berita yang wah dan menarik masyarakat untuk
membaca atau mendegar berita tersebut. Khusus untuk berita di media cetak, yang
harus diperhatikan adalah judul. Judul harus semenarik mungkin, logikanya jika
kita membeli buku, pasti kita melihat judulnya terlebih dulu. Jadi, judul harus
sangat diperhatikan, terutama di jika akan dipublikasikan melalui media cetak.
Judul yang baik itu tidak lebih dari 3 atau 4 kata.
Keempat,
seorang jurnalist harus cepat, cekatan dan siap terjun ke lapangan dengan
kondisi apa pun. Sifat jurnalist yang ke-4 ini sangat penting dan harus melekat
pada setiap diri jurnalist. Kenapa? Karena semakin lama berita tertunda untuk
dipublikasikan makan nilainya akan menurun. Misalnya hari Rabu terjadi
kebakaran, kalian baru menyelidiki dan menulis berita di hari Kamis dan
mempublikasikannya di hari Jumat. Nilai berita tersebut akan turun dan tidak
akan menarik masyarakat untuk membaca berita kalian. Kenapa? Karena berita
tersebut sudah “kedaluwarsa”.
So, buat
kalian yang mau jadi jurnalist harus memiliki sifat-sifat diatas. Untuk yang
sudah menjadi jurnalist, asah terus kemampuan kalian dan tetaplah menjadi
penyiar berita yang sopan dan sesuai etika kejurnalistikan. Jika kalian yang
mau jadi jurnalist dan penasaran dengan apa itu etika kejurnalistikan, saya
akan jawab di postingan berikutnya.
Salam karya.
Comments
Post a Comment