Cerpen Bangku Keberuntungan - JSC Creation

Portal Jurnalis,- Sama seperti tulisan sebelumnya, pada tulisan kali ini kita masih membahas tentang cerpen !  cerpen bagus yang dibuat junior kita dari JSC MAN DARUSSALAM ORGANIZATION - PORTAL JURNALIS BLOG nih penasaran seperti apa?


JUDUL CERPEN : Bangku Keberuntungan

Bangku Keberuntungan
Di kelasnya, Rido dikenal sebagai anak yang malas, susah diatur, dan berbuat seenaknya. Oleh karena itu, dijauhi temannya dan terkadang tak terperhatikan oleh guru. Di kelasnya ada satu hal yang unik, yaitu bangku terdepan. Bangku itu sering disebut “bangkunya pesuruh guru” karena setiap guru yang membutuhkan bantuan , selalu menyuruh santri yang duduk di bangku itu.  Karena hal itu juga, Rido selalu duduk dibelakang supaya tidak disuruh-suruh oleh guru.
Di satu hari, Rido datang terlambat. Ia santai-santai saja. Saat ia masuk ke kelas dan melihat bangku yang kosong hanya bangku terdepan. Ia tak ingin duduk disana.
“Andi! Andi!tukar kursi, dong! Aku tak mau duduk disitu” pintanya pada Andi.
“Enak aja! Terima aja itu bagku. Lagian siapa suruh datang telat” jawab temannya ketus.
Rido tak banyak pikir. Ia pun duduk di bangku itu. Bel pun berdering. Guru pun memasuki kelas. Selepas berdoa, sang guru langsung menyuruh Rido “kamu! Hapus papan tulisnya!”.
Rido hanya meliak-liuk pura-pura tak tahu.
“Iya, kamu!” bentak gurunya. Sontak Rido segera berdiri dan menghapus papan tulisnya karena ketakutan.teman-temannya cekikikan melihat hal itu. Ridho kembali kee bangkunya.
“Pesuruh guru. Pesuruh guru” oceh teman-temannya yang dibelakang. Rido kesal dengan hal ini. Ketika di tengah jam pelajaran, Rido terkantuk sampai tak sadar ia tertidur di bangkunya.
“Hey! Bangun!” bentak sang guru. Rido terkejut dan langsung terbangun.
“Kamu kesini mau belajar atau tidur?” tanya gurunya dengan keras.
Rido hanya tertunduk diam. Sang guru menatap tajam dan berkata “Kalau belajar itu yang benar, jangan main-main!” ucap sang guru lalu melanjutkan pelajaran saat itu.
Ketika kelas selesai, Rido dicegat oleh guru tadi dan disuruh untuk mencabuti rumput dihalaman sekolah sebagai hukuman. Rido pun melaksanakan perintah itu dengan terpaksa. Saat mencabuti rumput, ia menggerutu “Heehh! Dasar bangku! Kalau saja aku tidak duduk disitu, sekarang mungkin aku sudah malas-malasan” hari itu memang hari yang paling mengesalkan baginya.
Esoknya, Rido tetap duduk di bangku itu. Ia tahu bahwa guru sudah mengetahui dirinya. Jadi dari pada dibentak, ia turuti saja apa kata guru. Begitu setiap harinya hingga datang ujian pesantren. Semua santrimengerjakan ujian dengan teliti, terlebih Rido, ia mengerjakannya dengan tenang. Ketika tiba pengumuman hasil ujian, Rido dipanggil pertama oleh guru, dengan ramah seraya berkata “Selamat Rido! Nilai kamu terbesar dari semua santri” sambil menunjukan hasil ujiannya. Rido terkejut bercamppur senang.
“Itu benar nilai saya, pak?” tanyanya.
Pak guru mengangguk. Saat itu juga ia sadar hari-harinya yang terkekang oleh pelajaran dan pengawasan guru berbuah manis dikemudian hari. Baginya, bangku itu bukanlah bangku pesuruh, tapi bangku keberuntungan. Ia berjanji untuk rajin belajar hingga cita-citanya tercapai.


'Thanks To' : Naufal Radhyanto | JSC Member

Comments

  1. Cerita yg inspiratif dan penuh makna.
    Ditunggu tulisan berikutnya.
    Good job
    Semoga barokah buat semua. Aamiin.

    ReplyDelete

Post a Comment