Cerpen Penyesalan Tidak Pernah Duluan - JSC Creation

Portal Jurnalis,- Sebuah karya yang dihasilkan yang berguna atau bermanfaat tentunya harus di apresiasi ! entah itu karya yang rumit, susah, ataupun yang sederhana sederhana saja. Entah itu untuk orang dewasa ataupun untuk masa kanak kanak. Nah pada tulisan kali ini sudah ada cerpen bagus yang dibuat junior kita dari JSC MAN DARUSSALAM ORGANIZATION - PORTAL JURNALIS BLOG nih penasaran seperti apa?




JUDUL CERPEN : Penyesalan Tak Pernah Duluan

Pada siang hari yang mendung, seorang ibu melahirkan anak perempuan yang cantik dengan bulu mata yang lentik. Sang ibu dan ayah sangat senang. Saking kayanya kedua orang tua tersebut membelikan segala sesuatu untuk anak pertamanya itu. Ia bernama Martia.
Semakin hari semakin besar dan tumbuh anak itu.  Ia tumbuh menjadi anak manja dan sombong.
Suatu hari. “Mah! Mamah! Tolong beliin aku hp yang bagus dong!” pinta Martia dengan merengek-rengek.
“Iya, nanti beli yang bagus” kata ibu dengan suara halus dan lembut bagai sutra.
Esok harinya, Martia bersama ayahnya pergi untuk membeli hp yang paling bagus dari yang lain.
“Asiik! Aku punya hp bagus. Makasih, ya, papa mama, aku seneng banget” kata Martia.
“Ah, aku pamerin sama temen-temen, nih!” ucapnya dalam hati.
Martia memamerkan hp baru itu kepada kawannya. Ia merasa bangga dengan hp-nya itu. Ia merasa memiliki hap paling bagus diantara teman-temannya.
Semakin hari, ia selalu minta untuk dibelikan barang lain lagi, hingga akhirnya orang tuanya itu mengalami bangkrut. Orang tuanya merasa menyesal karena telah memanjakan anak pertamanya. Ibunya selalu berdoa dan memohon kepada Allah.
“ya Allah, ampunilah aku yang telah salah mendidik anak. Ya Allah, berilah hidayah pada anakku ya Allah. Jadikanlah dia anak yang soleh, bakti pada-Mu dan pada orang tuanya” pintanya sambil menangis dan bersujud.
Karena kebangkrutan perusahaan ayahnya, mereka pindah ke rumah kecil yang sederhana. Tempatnya sunyi, hening, tidak ramai kendaraan, hanya terdengar suara serangga-serangga kecil yang berbunyi krik krik krik.
“Iih, kok gini, sih? Gak enak, deh. Mah, jangan di tempat gini dong, aku gak suka, mah!” Martia menggerutu .
“yah, beginilah nak yang namanya kehidupan. Ada susah, ada senang. Yang sabar ya, nak. Nanti juga ada jalan untuk keluar dari cobaan ini” nasihat ibunya.
“Ah, pokoknya aku mau pindah dari sini! Aku mau rumah yang bagus” ucapnya sambil menutup pintu kamarnya dengan keras.
“Martia, kamu jadi anak jangan seperti itu, Martia! Kasihan mamahmu, Marti” kata ayahnya dengan marah.
“Sudah, pah, sudah. Nggak apa-apa, biarkan saja. Kita doakan saja semoga Martia diberi hidayah oleh Allah” ucap ibunya sambil menangis.
Akhirnya, ibu dan ayahnya memutuskan untuk bekerja. Ibunya bekerja sebagai pedagang sayur keliling dan ayahnya sebagai tukang ojek.
Martia, sang anak manja merasamalu dengan pekerjaan orang tuanya. Ia sebentar lagi lulus S2. Ibu dan ayahnya pun kerja keras untuk membiayai kuliahnya. Sampai-sampai ibunya sakit jantung, tapi tidak memberitahu sakitnya itu pada anak dan suaminya.
Pada hari wisuda, Martia tidak mau ayah dan ibunya datang. Tapi, ibunya ingin sekali melihat anaknya wisuda. Ibunya pun bertekad untuk datang kekampus anaknya. Sesampainya di kampus, suasana sangat ramai dan penuh sesak orang. Ibunya terus mencari anaknya, Martia.
“Martia! Martia! Dimana kamu, nak?” seru ibunya. Beberapa jam menunggu, ia melihat Martia dan langsung menghampirinya.
“Ya Allah, Martia kamu cantik sekali, nak. Bagaimana wisudanya, nak?” tanya ibunya.
“Eeee, kamu siapa? Kamu bukan ibuku! Orang gila!” hina Martia seraya pura-pura tidak tahu. Ibunya langsung pergi smbil menangis karena sakit hati.
“Ya Allah, kenapa anakku seperti itu ya Allah. Berilah ia hidayah” doa ibunya pada Tuhan.
Tiba-tiba, jantungnya sakit lagi. Ia pingsan. Orang-orang yang ada disekitarnya segera mengerumuninya dan membawanya ke RSUD. Tapi sayang, nyawanya tak tertolong. Suaminya menangis karena ditinggalkan istri tercintanya.
Martia merasa ada keanehan yang ada dirumahnya. Bendera kuning terpasang rapi dan banyak orang yang ada disana. Ketika ia memasuki rumah, ia melihat ibunya yang terbujur kaku. Tak sadar, air matanya pun menetes.
“Mah! Mah! Mamah bangun, mah! Jangan tinggalkan aku, mah. Maafkan aku, mah. Aku menyesal. Ya Allah, apa yang telah aku lakukan” sesal Martia sambil menangis histeris.
Setiap hari, Martia menangis dan menyesal atas perbuatannya selama ini, hingga matanya buta karena menangis terus menerus.

'THANKS TO' : Ichsan Maulana | JSC Member 

Comments