Portal Jurnalis,- Sudah kudengar banyak orang berbicara tentang AA Gym. Tentang Munculnya, raport birunya, dan tentang banyak hal. Juga Tentang Kecemerlangannya memilih tema tema dakwah yang diminati. Kali ini, dari celah celah bibir Ibu cantik, di kawasan elit Jakarta.
“Aa Gym benar benar Ulama, Bisa Dicontoh,..”
“Maksud Ibu Bagaimana?” Sambutku Heran.
“Jarang Lho tokoh Islam seperti Aa Gym,..”
“Memangnya Kenapa?” Tanyaku heran.
Biasanya tokoh islam, mobilnya mercy, BMW, Tapi.... Aa Gym lain.” Sambung sang nyonya muda cantik jelita ini membandingkan.
“memangnya ibu lihat sendiri?”
“Lho bagaimana sih adik ini? Saya kemarin baru dari Pesantren Daarut Tauhid. Bareng sama kelompok pengajian ikut wisata rohani ke Geger Kalong. Rumah Aa Gym, saya lihat dengan mata sendiri... sangat sederhana !”
“ah ibu bisa aja. Terlalu Mendramatisir,” jawabku seenaknya.
“eee... nggak percaya pisan, lihat sendiri aja Aa Gym... Ini Baru tokoh Islam. Pesantrennya Bersih. Ibu kan sering lihat pesantren dimana- mana, kunjungan ke beberapa tempat. Ada pesantren yang ibu kunjungi, masya allah sampah.. meuni sampai segede gunung. Tapi di Daarut Tauhid dimana mana bersih, Bercahaya, sampahnya nggak kelihatan...”
“Mana Ada pesantren nggak ada sampahnya...” jawabku seenaknya.
“eee..kumaha, gimana nggak percaya pisan. Bener sampahnya nggak kelihatan... Bersih.
“ah Ibu terlalu memuji Aa Gym”. Sambutku.
“Nggak! Ibu tidak memuji. Ibu Membeberkan faktanya,”sambutnya tangkas.
“Jangan begitu. Menilai hendaknya adil Bu!”
“soklah ayo pergi aja ke sana sendiri, kalau nggak percaya. Sudah pernah kesana belum?”
“Alhamdulillah Belum :).”
“Pantas !” jawabku.
“adik kan wartawan. Coba deh ke Aa Gym di Pesantren Daarut Tauhiid. Adik pasti membenarkan omongan ibu. Minat ke sana tidak?”
“minat sih tapi jauh. Lima Jam dari Jakarta.”
“alaah,,, adik ini kayak bukan wartawan saja. Kalau minat kenapa enggak pergi aja?”
“Nggak punya Ongkos.” Jawabku malu.
“dasar !!” Jawab nyonya itu nyeletuk.
“O iya, kalau adik punya rencana ke sana Ibu mau titip salam buat Aa Gym!”
“saya kira mau ngasih ongkos.”
“Enak Saja !!” Jawab nyonya itu.
Meledaklah tawa sang nyonya itu. Tergelak – gelak dan bergemuruh seluruh tubuhnya itu hahahaha..
 |
| AA Gym Picture |
“Aa Gym benar benar Ulama, Bisa Dicontoh,..”
“Maksud Ibu Bagaimana?” Sambutku Heran.
“Jarang Lho tokoh Islam seperti Aa Gym,..”
“Memangnya Kenapa?” Tanyaku heran.
Biasanya tokoh islam, mobilnya mercy, BMW, Tapi.... Aa Gym lain.” Sambung sang nyonya muda cantik jelita ini membandingkan.
“memangnya ibu lihat sendiri?”
“Lho bagaimana sih adik ini? Saya kemarin baru dari Pesantren Daarut Tauhid. Bareng sama kelompok pengajian ikut wisata rohani ke Geger Kalong. Rumah Aa Gym, saya lihat dengan mata sendiri... sangat sederhana !”
 |
| Cover Sampul Raport Biru |
“ah ibu bisa aja. Terlalu Mendramatisir,” jawabku seenaknya.
“eee... nggak percaya pisan, lihat sendiri aja Aa Gym... Ini Baru tokoh Islam. Pesantrennya Bersih. Ibu kan sering lihat pesantren dimana- mana, kunjungan ke beberapa tempat. Ada pesantren yang ibu kunjungi, masya allah sampah.. meuni sampai segede gunung. Tapi di Daarut Tauhid dimana mana bersih, Bercahaya, sampahnya nggak kelihatan...”
“Mana Ada pesantren nggak ada sampahnya...” jawabku seenaknya.
“eee..kumaha, gimana nggak percaya pisan. Bener sampahnya nggak kelihatan... Bersih.
“ah Ibu terlalu memuji Aa Gym”. Sambutku.
“Nggak! Ibu tidak memuji. Ibu Membeberkan faktanya,”sambutnya tangkas.
“Jangan begitu. Menilai hendaknya adil Bu!”
“soklah ayo pergi aja ke sana sendiri, kalau nggak percaya. Sudah pernah kesana belum?”
“Alhamdulillah Belum :).”
“Pantas !” jawabku.
“adik kan wartawan. Coba deh ke Aa Gym di Pesantren Daarut Tauhiid. Adik pasti membenarkan omongan ibu. Minat ke sana tidak?”
“minat sih tapi jauh. Lima Jam dari Jakarta.”
“alaah,,, adik ini kayak bukan wartawan saja. Kalau minat kenapa enggak pergi aja?”
“Nggak punya Ongkos.” Jawabku malu.
“dasar !!” Jawab nyonya itu nyeletuk.
“O iya, kalau adik punya rencana ke sana Ibu mau titip salam buat Aa Gym!”
“saya kira mau ngasih ongkos.”
“Enak Saja !!” Jawab nyonya itu.
Meledaklah tawa sang nyonya itu. Tergelak – gelak dan bergemuruh seluruh tubuhnya itu hahahaha..
Comments
Post a Comment